Transportasi Umum di Manila

Berbicara kota besar tidak lengkap rasanya tanpa berbicara kendaraan umumnya. Sebagai kota metropolitan di Asia Tenggara, kondisi lalu lintas Manila tidak lebih baik dari Jakarta. Kemacetan menjadi menu sehari-hari bagi warga Manila. Setiap harinya jalanan dibanjiri dengan ratusan bahkan ribuan mobil pribadi serta taksi.

Jeepney, angkutan umum khas Manila, Philipina
Jeepney, angkutan umum khas Manila, Philipina

Ini semua tidak lain karena kurang optimalnya pemanfaatan kendaraan umum di Manila. Sama seperti di Jakarta, Manila belum mempunyai angkutan masal yang aman, nyaman dan terintegrasi bagi warganya, karena itu mereka memilih bepergian dengan kendaraan pribadi.

LRT-MRT

Salah satu kendaraan umum yang paling popular di Manila adalah Metro Manila, sebuah jaringan kereta api yang membelah kota Manila. Metro Manila mempunyai 2 rail system, yakni dua line LRT dan satu line MRT. Selama di Manila, aku tidak mencoba sama sekali moda transportasi. Sayang sekali memang, karena aku tidak bisa merasakan nyaman tidaknya moda transportasi ini. Tapi dari model kereta serta stasiunnya, suasana LRT-MRT di Manila ini kurang lebih sama dengan suasana KRL AC di Jakarta. Untuk info lebih lanjut bisa dilihat di sini dan di sini.

Dengan hanya mempunyai 3 jalur, Metro Manila tentu saja belum sanggup untuk memenuhi kebutuhan transportasi umum warganya. Beberapa daerah bisnis seperti Makati ataupun Quezon City belum terjamah jalur kereta. Stasiun pun belum terintegrasi dengan pusat-pusat bisnis ataupun perbelanjaan seperti yang ada di Singapura ataupun Kuala Lumpur. Tapi jika ingin ke Intramuros kita bisa naik LRT Jalur 1 (Yellow Line) dan nanti berhenti di Central Terminal Station.

Jalur MRT-LRT Manila ini pun belum mencapai Ninoy Aquino International Airport (NAIA). Jika dari NAIA ingin ke pusat kota menggunakan MRT-LRT, maka kita harus naik Jeepney terlebih dahulu dari Bandara hingga stasiun Baclaran. Dari stasiun Baclaran, rangkaian LRT Yellow Line siap membawa kita menjelajahi kota Manila. Untuk lebih lengkap jalur MRT dan LRT di Manila bisa membuka situs ini atau lihat gambar dibawah ini.

Peta Jaringan Kereta Api di Manila
Peta Jaringan Kereta Api di Manila

Jeepney

Ada yang bilang, belum dianggap sah pernah ke Manila kalau belum menumpang Jeepney :(. Yap, dan pada kunjunganku kemarin, aku sama sekali belum merasakan sensasi duduk di atasnya, hiks.

Apa itu Jeepney? Jeepney adalah sebuah angkutan umum khas Philipina. Bentuknya mirip mobil Jeep, tetapi mempunyai ekor yang lebih panjang dan kapasitas lebih banyak. Maklumlah, namanya juga angkot. Kalau kulihat sih, rasanya hampir seperti naik bemo, cuman ini kepala bemonya keren karena seperti Jeep.

Jeepney, Kendaraan Umum khas Philipina
Jeepney, Kendaraan Umum khas Philipina

Konon jeepney sudah dipakai sebagai angkutan umum di Philipina sejak berakhirnya Perang Dunia ke 2. Kala itu, para tentara Amerika yang akan pulang memberikan jeep, yang semula dimanfaatkan sebagai kendaraan militer itu, kepada warga Philipina, baik secara jual ataupun cuma-cuma.

Salah satu hal yang membuatku penasaran tentang Jeepney adalah cara membayar ongkosnya. Kalau kita naik bemo ataupun Mikrolet kan, saat turun, kita akan berjalan menuju tempat sopir untuk memberikan ongkos. Nah kalau di Jeepney, aku tidak melihat sama sekali adegan tersebut. Begitu penumpang turun dari Jeepney, mereka langsung berjalan menuju tempat tujuannya. Si Jeepney pun sejurus kemudian langsung tancap gas dan melanjutkan perjalanannya. Aku mengamati itu berkali-kali, dan hingga hari ini, rasa penasaran itu belum terjawab. Beberapa hipotesaku (hipotesa gak jelas, he he he),

Si penumpang memberikan ongkos pada pak sopir ketika masih didalam Jeepney. Jika kebetulan dia duduk di ujung paling belakang, maka dia memintakan tolong pada orang-orang disebelahnya untuk memberikan ongkos kepada pak sopir. Ini cara paling masuk akal, tapi merepotkan banyak orang.

Si penumpang memasukkan ongkos pada sebuah kotak yang sudah disediakan. Nah kalau pakai cara ini, susah ceritanya kalau uang si penumpang berlebih dan butuh kembalian.

Di dalam Jeepney ada seseorang seperti kernet angkot, yang bertugas menerima uang pembayaran ongkos dari penumpang. Kalau ini Indonesia banget, he he he.

Selama berkeliling kota Manila, aku dan rombongan sepakat untuk mercharter mobil, karena itu aku pribadi sebenarnya kurang puas dengan petualanganku di Manila kemarin. Tapi bagaimanapun juga, aku harus bersyukur, karena sudah diberi kesempatan untuk sekali lagi melihat dunia luar. Gratis lagi. Tapi insya Allah, sooner or later, I’ll be back to Manila.

5 thoughts on “Transportasi Umum di Manila

  • 16/07/2012 at 23:12
    Permalink

    Komen panjang saya hilang, Surya…..tadi bogdetik kayaknya lagi error deh 🙁

    “Iya nih, akhir-akhir ini blogdetik sering error? Apakah karena membernya semakin bertambah banyak?”

    Reply
  • 16/07/2012 at 23:14
    Permalink

    Betapa uniknya jeepney ini…kendaraan perang tapi dipake di saat damai…hehehe…jadi inget di gunung Bromo, jenis jeep mirip-mirip ini kan masih dipake buat bawa wisatawan ke gunung Pananjakan buat bawa wisatawan yang mau lihat matahari terbit 😉

    Secara umum, moda transportasi ibukota negara kita kayaknya masih lebih bagus ya, ada trans jakarta yang merk-nya kacang garuda!
    😛

    “Iya mbak, hampir mirip yang di Bromo, cuman yang di Bromo bannya gede-gede. Kalau ini buntutnya yang gede alias panjang, he he he. Btw, aku ketawa baca baris terakhir commentnya mbak, he he he”

    Reply
  • 17/07/2012 at 11:46
    Permalink

    Waah Sur.. Dirimu harus balik Manila nih. Kan belum ke Manila kalo belom naik Jeepney.

    Cerita temen yang sama-sama kursus kemaren emang ga jauh beda kalo soal lalu lintas di sana. Etapi semoga dengan gubernur baru, Jakarta bisa punya MRT kayak singapur ya… *komen OOT*

    Reply
  • 22/07/2012 at 19:58
    Permalink

    Waduh, rada antik juga yah si jeepney ituh…
    kok rada mirip angkotnya si Doel yah?…hihihi…

    Dan kayaknya mah, di dalem nya ada kenek kali yah…
    Soalnya kalo bayar langsung ke sopir…
    itu mobilnya panjang banget bok, yang duduk diujung kayaknya gak bakal nyampe deh…
    Trus, kalo masukin kotak…duh…rada ragu juga sih…*sok tau*

    Mudah mudahan kesampaian kesonoh lagi yah Sur…
    Biar penyelidikannya bisa berlangsung…*penting inih*

    “Yup penting banget mbak… Kalau ini ngerjain skripsi, belum dapat kesimpulan soalnya, he he he”

    Reply
  • 19/05/2014 at 14:55
    Permalink

    Mau tanya nih, kalau di Manila kita mau ke tempat wisata yg di kota nya, apakah mudah dengan menggunakan LRT/MRT?
    Thx

    “Waktu saya kesana, MRT di Manila hanya dua koridor. Untuk menuju ke tempat wisata seperti Intramuros ataupun Mall Of Asia, bisa menggunakan MRT tetapi setelah turun masih harus berjalan kaki lumayan juga. Tapi entahlah sekarang, mungkin sudah bertambah koridornya”

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *