Suatu masa di Yogyakarta

Sebuah hari di awal bulan April yang dingin di kota Surabaya. Aku lupa tepatnya hari apa itu. Sebuah surat undangan tergeletak di meja kerjaku. Dari sekilas membaca tampak bahwa itu adalah surat undangan untuk mendampingi pelatihan. Kubaca dengan seksama surat itu dan beberapa menit kemudian bola mataku terpaku pada sebuah informasi yang menunjukkan lokasi tempat pelatihannya. Jogja, ya jogja. Di kota itulah acara pelatihan itu diselenggarakan, sebuah kota yang bagiku sangat romatis dan penuh dengan nostalgia.

Senja di Jalan Malioboro, Yogyakarta
Senja di Jalan Malioboro, Yogyakarta

Aku memang tidak mempunyai ikatan apapun dengan kota Jogja. Lahir bukan di Jogja, tumbuh besar hingga kuliah juga tidak di Jogja. Saudara di Jogja pun tidak punya. Pengalamanku ke jogja bisa dihitung dengan jari. Pertama kali kala study tour jaman masih SMP. Kedua, waktu SMA. Dan terakhir, tepat 10 tahun yang lalu. Tapi entahlah, setiap menyebut nama Jogja dan membayangkan kotanya, aku seolah menembus sebuah lorong waktu untuk kembali ke sebuah masa. Sebuah nostalgia yang aku sendiri tidak memahaminya. Nostalgia apa? Tentang apa? Dengan siapa? Entahlah. Yang pasti, aku sebenarnya tidak mempunyai kenangan apapun dengan Jogja.

Kini setelah 10 tahun berselang, aku berkesempatan untuk menjejak kaki kembali bumi Yogyakarta Hadinigrat. Dan aku sangat excited menyambut hari itu.

Read more

Batik Lasem

Suatu hari, di pertengahan bulan April 2012 yang lalu, aku mendapatkan sebuah pengalaman yang sangat berharga. Kala itu, aku tengah ditugaskan selama 3 hari di kota Rembang. Pada hari kedua, Andreas, sahabatku sekaligus rekan kerjaku di Rembang, mengajakku dan Mbak Yama ke kota Lasem. Disana aku diajaknya mengunjungi salah satu sentra pengrajin Batik tulis Lasem yang gallerynya diberi nama “Ningrat Batik Tulis Lasem”. Akhirnya, keturutan juga berkunjung sekaligus membeli batik Lasem setelah sebelum sebelumnya gagal terus. Padahal aku cukup sering dinas luar ke kota Rembang. Satu lagi yang bikin hati ini girang luar biasa, Andreas membawa kami langsung ke pusat pengrajinnya, jadi disini kami tidak hanya melihat koleksi kain batik, tapi bisa melihat langsung proses pembuatan kain batik itu, mulai dari pembuatan pola, pewarnaan hingga pengeringan. Ya maklumlah girang, karena ini adalah pengalaman pertama 🙂

Batik tulis lasem adalah salah satu batik yang namanya cukup termahsyur. Tidak hanya di Indonesia, tetapi sampai ke mancanegara. Lasem sejak dulu memang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batik kualitas nomor satu di negeri ini. Namanya pun lebih harum dan lebih mendunia daripada nama Rembang. Padahal secara administratif, Lasem hanyalah sebuah kota kecamatan yang dibawah kabupaten Rembang.

Read more

Kenjeran, Surga Fotografi Surabaya

Bagi warga Surabaya pastinya tidak akan asing dengan nama Kenjeran. Yap, pantai yang terletak di pesisir timur laut Surabaya itu adalah salah satu destinasi wisata favorit warga Surabaya.

Kalau dilihat, sebenarnya pantai ria kenjeran ini tidaklah istimewa. Atau bisa dibilang sangat jauh dari kata indah. Jika ingin berenang di pantai, bermain riak ombak yang memecah pantai ataupun hanya sekedar menikmati pantai yang landai dengan pemandangan laut yang menghijau, Kenjeran bukanlah tempat yang tepat. Sepanjang mata memandang disini, yang tampak hanyalah sedimen lumpur kecokelatan. Lumpur ini memenuhi area pantai hingga sejauh sekitar 1 km dari bibir pantai. Jadi boro-boro mau berenang, lha wong air lautnya saja tidak bisa mencapai bibir pantai.

Tapi, bagi para fotografer, kenjeran adalah salah satu surga fotografi di Surabaya. Setiap hari, utamanya di hari libur, banyak sekali penggemar fotografi yang datang ke kenjeran. Mereka biasanya datang di pagi hari, menjelang matahari terbit. Memang, waktu terbaik untuk berburu foto di Kenjeran adalah pagi hari, karena memang lokasi pantai yang menghadap ke arah timur.

Read more

Time to play at Trans Studio Makassar

Trans Studio Makassar (TSM), sebuah theme park indoor yang konon merupakan salah satu theme park indoor terbesar di dunia. Dibangun di atas lahan sebesar 2.7 hektar, trans studio theme park menyajikan 21 wahana permainan yang terdiri dari 15 wahana permainan dan 6 wahana utama. Tiket masuk ke TSM dibagi menjadi dua macam. Tiket standard adala 100.000 untuk bermain di 15 wahana permainan. Jika ingin menikmati 6 wahana utama yakni Bioskop 4D, Jelajah, Dunia Lain, Dragons Tower, Magic Thunder Coaster dan Kids Studio, maka pengunjung harus merogoh kocek 50.000 rupiah lagi. Tapi untuk hari Senin s/d Jumat, cukup dengan 100.000 rupiah bisa untuk bermain di seluruh wahana.

Sudah jauh-jauh ke Makassar, tidak lengkap rasanya kalau tidak meluangkan waktu ke TSM. Meskipun sudah tidak terlalu muda lagi, tapi boleh dong bermain-main :). Selain untuk melepas penat, bermain aneka wahana seru seperti di TSM seolah-olah menguji kami, apakah kami masih bernyali seperti di masa kuliah dulu.

Read more