Simpang Lima Gumul, Arc de Triompe made in Indonesia

Postingan ini diawali dengan sebuah tawaran. Ingin berfoto layaknya sedang berada di Luar Negeri (bahkan Eropa), tetapi tidak mempunyai uang yang cukup untuk pergi kesana? Jawabannya mudah, pergi saja ke Kediri. Kok bisa?

img_2423e_blog

Sejak tahun 2008, Kabupaten Kediri mempunyai sebuah landmark baru. Sebuah monument yang secara sekilas mirip dengan monument Arc de Triomphe di Paris yang sangat tersohor itu. Monumen tersebut diberi nama Simpang Lima Gumul (SLG)

Simpang Lima Gumul terletak di sebuah persimpangan lima jalan yang menuju ke lima daerah di Kabupaten Kediri, yakni Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten (karena itu lah namanya Simpang Lima). Orang-orang kabupaten Kediri sering menyebutnya Nggumul ataupun Proliman.

Liburan lebaran yang lalu, aku berkesempatan mengunjungi monument ini bersama istriku tercinta. Kebetulan kami memang mudik ke Kediri.

Sebelum berangkat, kami dandan abis. Rencananya kami memang mau narsis abis di depan monument itu. Ya seperti yang sudah ku sebut di depan tadi, kan mau foto-foto (serasa) di Eropa, he he he.

img_2416e_blog

Jalanan di sekitar Simpang Lima Gumul sangat lebar, halus dan rapi. Puluhan tumbuhan palem yang berjajar teratur di pinggir jalan menambah keindahanan kawasan ini.

Setelah menaruh sepeda di tempat parkir, kami pun menuju ke monument dengan melewati lorong bawah tanah. Hmm, tampaknya tempat ini memang keren banget. Di pintu masuk lorong terdapat informasi bahwa di sekitar kawasan Simpang Lima Gumul itu terdapat fasilitas Wi-fi gratis. Hmm, it sounds nice place.

Begitu sampai di tempat tujuan, kesan megah langsung terpancar dari monumen yang tingginya sekitar 30 m itu. Kami pun langsung mengambil tempat yang bagus untuk berfoto. Sayangnya aku tidak membawa tripod kesayanganku turut serta mudik (barang bawaannya sudah terlalu banyak sih, jadi tripod gak kebawa), jadinya tidak begitu banyak foto narsis berdua yang bisa diambil. Tapi lumayanlah. Memang keren sekali foto-foto di monument ini šŸ™‚

Setelah puas berfoto, kami berdua pun berjalan mengitari monumen. Begitu sampai di dalam monumen, aku melihat ada lift serta tangga melingkar yang terletak di empat sudut monumen. Pastinya itu adalah sarana untuk bisa ke atas monument dan menikmati panorama kota Kediri dari atas monument. Tapi nyatanya yang ada, lift tersebut tidak difungsikan. Tangganya pun tidak bisa dinaiki dan jalan masuk menuju anak tangga pertama ditutup oleh sebuah papan tulis. Entahlah, menagapa sarana yang harusnya bisa menarik banyak pengunjung malah belum difungsikan. Atau memang pekerjaan pembangunan monument secara keseluruhan belum selesai kali ya.

Lebih dekat ke monument, lebih dekat juga bisa melihat kondisi bangunan monument. Menurutku kondisi cat dari beberapa dinding sudah agak kusam. Apalagi dibagian atas. Tampak bulatan-bulatan yang tampaknya bekas air hujan.

Konon proyek yang dibangun sejak tahun 2003 ini menimbulkan banyak kontroversi. Mulai dari biaya pembangunan yang konon mencapai 300 milliar rupiah hingga alasan mengapa bentuknya harus meniru monumen Arc de Triomphe di Paris. Banyak kritik yang kubaca di blog, bahwa harusnya sebuah monument bisa melambangkan nilai kebudayaan dan sejarah yang kuat dari daerah asalnya, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi setiap pengunjung yang datang kesana, terutama sekali wisatawan asing.

Belum lagi, sejak dibuka tahun 2008, monumen ini belum bisa memberikan kemajuan ekonomi secara maksimal bagi rakyat Kediri. Memang di sisi Tenggara monument sudah terdapat semacam pasar kaget yang menjual aneka makanan kecil dan minuman yang diperuntukkan untuk pengunjung. Tapi dengan nilai proyek yang sebesari itu, pastinya bukan pasar seperti itu yang diharapkan.

Ya meski ada kontroversi di balik pembangunannya, monumen ini sudah tegak berdiri. Tugas pemkab Kediri sekarang adalah merawat serta mengembangkan lagi perekonomian di sekitar kawasan tersebut agar uang rakyat yang sudah dikeluarkan tidak terbuang sia-sia.

Kami bertahan di kawasan monumen hingga ba’da maghrib, karena aku ingin sekali mengabadikan pemandangan monumen kala blue hour. Hmm, benar-benar monumen yang cukup indah. Ayo kawan, datanglah ke Kediri :).

Oh iya, buat teman-teman blogger semua, Selamat Hari Raya Idul Fitri ya. Taqobalallahu minna waminkum, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Semoga semua ibadah kita di bulan Ramadan, puasa kita, tadarus kita, sholat kita, zakat kita dan semua amal ibadah diterima oleh Allah SWT dan kita kembali dalam keadaan suci dan bersih. Amiinnn.

9 thoughts on “Simpang Lima Gumul, Arc de Triompe made in Indonesia

  • 05/09/2011 at 09:12
    Permalink

    selamat idulfitri buat mas surya dan istri..
    eh taun 2009 saya pernah ke kediri malem-malem naik motor, mas tapi nggak ngeliat monumennya, cuma lewat di pare aja. btw, keren fotonya..

    oh ya, ngomong2 soal kediri, saya suka sekali sama tahu taqwa, tahu khas kediri, tapi belinya sudah nggak pernah di kediri, di Hypermart sini aja šŸ˜€

    “Iya Mbak Mala, met idul fitri ya.. Anyway, kok gak pernah posting lagi, Ditunggu postingan barunya ya mbak :). Anyway, ahu taqwa emang maknyuss mbak…”

    Reply
  • 06/09/2011 at 07:45
    Permalink

    Suryaaaaa, saya belum pernah ke monumen ini, baik di tempat yang asli maupun kw-nya…hehehe šŸ˜€

    Tapi saya sependapat dengan Surya, tempat ini memang kelihatan keren. Entah karena model fotonya atau cara motretnya *ehm*, pokoknya kesan bersihnya kelihatan banget…
    Kapan-kapan kayaknya harus dibandingkan dengan di tempat asli kali ya šŸ˜‰

    “He he he… Kalau membandingkan dengan tempat aslinya ya itu mimpiku mbak, dan mungkin mimpi kita semua :)”

    Reply
  • 06/09/2011 at 07:47
    Permalink

    Eh iyaaaa…saya dan keluarga juga mengucapkan selamat idul fitri buat surya dan isteri, maafin lahir batin ya kalau selama ini ada kekhilafan atau ketidaknyamanan dalam menulis komen…

    Btw, saya jadi pengen gethuk pisang nih, Kediri gitu lo… šŸ˜›

    “Hmm, sudah habis mbak :D. Insya Allah next time ya, saya kirim ke Bogor gethuknya. Eh mbak Irma tinggal di Bogor atau Garut ya??”

    Reply
  • 06/09/2011 at 21:02
    Permalink

    Wow.. keren buanget Mas potonya.. btw itu pke kamera digital biasa ato pke yang DSLR?
    Pas bangett ngambilnya..

    Reply
  • 10/09/2011 at 11:56
    Permalink

    Wih Kediri keren abis ternyata ya, saya kalau ke Kediri pinginnya ke Taman Sekartaji šŸ˜€

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *