Menjoesoeri Kota Toea Soerabaja

Teman-teman pembatja blog wongkentir jang setia, pastinja soedah tahoe, djikalaoe kota Soerabaja dikenal sebagai kota Pahlawan. Joeloekoen ini disematdjkan sedjak peristiwa pertempoeran 10 nopember 1945 jang sangat tersohor itoe. Saat itoe arek-arek Soeroboio berperang dengan gagah berani melawan tentara sekoetoe (jang dibontjengi oleh belanda) meski hanja dengan bersenjatakan bamboe roentjing.

Dengan diiringi pekik Allahu Akbar dan semboian Merdeka ataoe Mati jang dikoemandangkan oleh Boeng Tomo lewat radio, mereka bertempoer sampai titik darah penghabisan, mempertahankan tanah air jang mereka tjintai.

Kini, lebih dari 65 tahoen sejak pertempoeran itoe, Soerabaja telah berkembang menjadi kota metropolitan jang siboek. Berbagai matjam jenis indoestri toemboeh di kota kelahirankoe ini, moelai dari tekstil, baja, elektronik, foernitoere, telekomoenikasi, pariwisata dan aneka indoestri lainnja. Semoea itoe didoekoeng oleh sarana infrastroektoer distriboesi jang tjoekoep baik moelai dari pelaboehan Tanjoeng Perak jang meroepakan pelaboehan tersiboek di Indonesia timoer hingga bandara oedara internasional Joeanda.

Meski modernisasi berkembang pesat di Soerabaja, kenangan akan masa-masa pendoedoekan VOC jang dilanjoetkan dengan penjajahan kolonial Belanda masih bisa diteloesoeri di kota ini. Peninggalan terbanjak adalah di daerah Soerabaja Oetara, moelai dari kawasan JL Rajawali, JL Kembang Jepun, JL Djembatan Merah, JL Pahlawan hingga JL Toenjoengan.

Hari Minggoe jang laloe (26 Joeni 2011), setelah mengantar istri berbelandja di Jembatan Merah Plaza (JMP), akoe mengadjak istrikoe meneloesoeri kawasan-kawasan terseboet. Kebetoelan matahari bersinar sangat terik sehingga langit tampak sangat membiroe dengan goegoesan awan jang berarak. Benar-benar soenggoeh indah loekisan Allah.

Perjalanan dimoelai dari menjoesoeri Jalan Rajawali. Kawasan ini adalah goedangnja bangoenan toea Soerabaja. Beberapa dari gedoeng ini tjoekoep terawat karena digoenakan sebagai kantor oleh beberapa peroesahaan. Joega disoelap menjadi hotel, seperti jang dilakoekan oleh jaringan hotel Ibis.

Tetapi beberapa gedoeng ada jang terbengkelai seperti Gedoeng Tjeroetoe jang letaknja di samping kanan hotel Ibis ataoepoen beberapa gedoeng jang terletak di sekitar Djembatan Merah Plaza jang entah apa namanja.

Dari Jalan Rajawali jika kita mengambil loeroes ke arah timoer, maka kita akan melewati seboeah Djembatan. Itoe boekan djembatan sembarangan karena djembatan itoe adalah salah satoe saksi bisoe pertempoeran 10 nopember. Itoelah djembatan merah. Mengapa dinamai djembatan merah. Konon katanja saat pertempoeran 10 nopember, banjak sekali arek-arek soerobojo jang goegoer disini hingga djembatan ini tampak berwarna merah. Oentoek mengenang peristiwa heroik terseboet, djembatan ini dinamai djembatan merah.

Setelah melewati djembatan merah, kita akan disamboet seboeah gapoera dengan hiasan doea ekor naga dan bertoeliskan kya-kya. Ini adalah roeas jalan kembang jepoen. Beberapa tahoen jang laloe, kembang jepoen pernah terkenal sebagai salah satoe poesat koeliner Soerabaja di malam hari dengan label Kya-kya Kembang Jepoen. Jalan jang paginja ramai oleh kendaraan disoelap menjadi poesat aneka matjam masakan di malam hari dengan tidak mengijinkan segala matjam kendaraan bermotor lewat. Jadi bagi jang ingin makan malam disana, haroes memarkir mobilnja ataoe motornja di depan pintoe gerbang kya-kya baik jang disisi timoer maoepoen barat.

Sajangnja saat ini kya-kya hanja tinggal nama saja. Rentjana pemkot Soerabaja oentoek menjadikan kya-kya sebagai malioboronja Soerabaja gagal total.

Kembang Jepoen dari doeloe hingga sekarang dikenal sebagai salah satoe poesat perdagangan kota Soerabaja. Kawasan ini joega dikenal sebagai daerah petjinan Soerabaja.

Dari kembang jepoen, akoe berbelok ke arah selatan di jalan slompretan oentoek kemoedian berbelok ke arah Jalan Cokelat dan Jalan Gula. Jalan-jalan diatas adalah kawasan jang terkenal sebagai spot foto, teroetama bagi pasangan jang akan menikah. Jalanannja sangat eksotis dengan gedoeng-gedoeng toea berarsitektoer Eropa disekitarnja. Saat akoe sampai di Jalanan terseboet, soeasana disana sangat ramai.

Ada jang tengah menjalani sesi foto pre-wedding, ada joega jang sekedar foto narsis beramai-ramai dengan komoenitasnja. Akoe sendiri, sebenarnja ingin memotret istri, sajangnja soeasana jang ramai serta lelah setelah berbelandja tadi memboeat istrikoe tidak bersedia.

Bagi teman-teman jang berkoenjoeng ke Soerabaja, tidak ada salahnja berkoendjoeng ke kawasan ini. Meski oentoek akses jalannja tjoekoep soelit, karena kalaoe tidak salah, tidak ada angkoetan oemoem jang melewati kawasan ini.

Dari Djalan Gula, kami kembali lagi ke arah Djembatan Merah oentoek kemoedian belok ke selatan menoejoe Jalan Djembatan Merah. Di daerah ini gedoeng toeanja relative lebih terawatt, karena memang banjak dari gedoeng di kawasan ini dipakai sebagai kantor bank (BII, Bank Niaga, Bank Mandiri serta Bank Indonesia) serta asoeransi (jiwasraya)

Perjalanan dilanjoetkan hingga kawasan toegoe Pahlawan. Sebenarnja saat itoe ingin mampir kesana, tapi berhoeboeng waktoe soedah tjoekoep sore, maka kami poen akhirnja menjoedahi penoeloesoeran jejak kota toea Soerabaja oentoek hari ini. Insya Allah lain waktoe, tjerita tentang Soerabaja akan dilanjoetkan kembali karena masih banjak tjerita jang bisa digali dari iboe kota propinsi jawa timoer ini.

Salam Merdeka!!!

9 thoughts on “Menjoesoeri Kota Toea Soerabaja

  • 28/06/2011 at 08:25
    Permalink

    Jadi kangen sama surabaya, Surya!

    Selain kebersihannya, banguan-bangunan tua disana juga membuat saya terpesona. Apalagi di posting ini Surya juga memasang foto Jl. Gula…waduuuuh, jadi pengen makan rujak cingur dan es degan deh πŸ˜›

    Tengkyu banget, postingnya jadi hiburan tersendiri buat saya…

    “Mbak Irma pernah tinggal lama di Surabaya ya?”

    Reply
  • 28/06/2011 at 08:29
    Permalink

    Sssst, gaya nulisnya unik banget…hehehe…berasa kembali ke jaman baheula, keren πŸ˜€

    “Disesuaikan dengan tema postinganja mbak.. he he he”

    Reply
  • 28/06/2011 at 20:57
    Permalink

    Suryaaaaa…
    inih gimana cara bacanyaaaa???

    Ketularan basa planetnya Fathir kaaaaah????
    …hihihi…

    “He he he he… Pengen nulis gaya Ejaan lama mbak :)”

    Reply
  • 28/06/2011 at 21:08
    Permalink

    Mungkin kalo di Bandung mah…Braga nya kali ya Sur..
    Banyak bangunan tua nan antik gitu…

    Dan sering banyak yang poto poto…pre wed juga…
    Tapi sama juga tuh Sur…
    Denger denger gosip bakalan dijadiin mall…ama hotel katanyah…

    sayang yah…

    “Kalau di Bandung mah banyak mbak.. JL Braga, lalu Gedung Sate, Gedung Merdeka dan masih banyak lagi. Kalau dijadikan mall atau hotel gpp sih mbak, asal arsitektur asli bangunannya dipertahankan”

    Reply
  • 28/06/2011 at 21:10
    Permalink

    Suryaaaaaaa…
    tadi eyke berhasil kopdar an sama si mahluk Lombok ituh alias si Idep lhoooo…hihihi…

    dia lagi ke Bandung soalnyah…

    ntar diposting deh…

    “Oh iya.. Wah pengen mbak.. Pantesan si idep lama gak apdet, ternyata lagi melancong die.. “

    Reply
  • 01/07/2011 at 10:13
    Permalink

    Kota tua dibeberapa daerah sudah kusinggahi, tinggal Surabaya nih, gedung gedungnya masih terlihat kokoh ya, dan langitnya begitu cerah, keren πŸ™‚

    “Kokoh, tapi kurang terawat mbak… Sayang banget..:(“

    Reply
  • 01/07/2011 at 13:21
    Permalink

    poto yg ada tulisan jl gula, mirip2 jl braga di bandung πŸ˜€

    “Memang mirip.. dan unik.. :)”

    Reply
  • 06/07/2011 at 23:28
    Permalink

    wedew. bacanya satu-satu nihhh. tapi unik, belom baca sebelumnya.

    btw. iya mas kya-kya suram banget udah ya.. saya sudah jarang ke daerah JMP sana πŸ˜€

    “Iya, sudah sangat seram.. sudah gak ada keramaian lagi di malam hari..”

    Reply
  • 03/03/2019 at 13:32
    Permalink

    Wah gambarnya keren sekali, Setelah melihat tulisan ini saya jadi makin tertarik sekali untuk segera mengunjungi Surabaya.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *