Bali and Us (Story of Bali, Chapter 3 : Desember 2010)

Bali.. Aku datang lagi. Yippieeee Hanya kurang dari sebulan, aku datang lagi ke Bali. Kali ini lebih menyenangkan, karena bersama istriku, he he he he. Second honeymoon? I dont think so, he he he. Karena acara ke Balinya lebih banyak berpetualang dan bercapek-capek ria. Gak ada romantis-romantisnya seperti suasana honeymoon yang seharusnya. (Eh, apakah honeymoon itu selalu dengan suasana romantis ya, he he he)

Perjalanan ini sebenarnya sudah kami siapkan sejak 4 bulan yang lalu, tepatnya ketika salah satu maskapai penerbangan nasional memberikan promo tiket. Kami ke Bali, dari Surabaya, berdua, PP cuman bayar 440 ribu rupiah. Alhamdulillah

Perjalanan dimulai Hari Jumat (17 Desember 2010) pukul 15.35, take off dari bandara internasional Juanda Surabaya. Karena take off-nya siang, aku sengaja mengambil cuti di hari jumat, agar bisa mempersiapkan diri dengan baik.

Akomodasi penginapan juga sudah kami siapkan jauh-jauh hari. Dan pilihan kami jatuh pada tune hotel, Jaringan hotel hemat yang satu group dengan Air Asia. Kami mendapat harga lumayan murah, karena waktu itu ada promo sebelum natal dan tahun baru. Kekurangan hotel ini adalah tidak adanya televisi di setiap kamarnya. Tapi itu bukan sebuah masalah bagi kami, karena tokh kalau ke Bali kan niatnya jalan-jalan. Hotel hanya untuk numpang tidur dan mempersiapkan energy untuk jalan-jalan keesokan harinya.

Kami mendarat di Bali tepat pukul 17:30 WITA. Rencananya sore ini adalah ke hotel untuk check in, bersih-bersih sebentar, lalu menuju Pantai Legian untuk menikmati sunset. Tapi rencana batal karena kedatangan kami di Bali disambut oleh hujan deras dan angin yang lumayan kencang. Kami pun memutuskan untuk segera beristirahat, mengumpulkan energy untuk esok hari dan berharap cuaca cerah.

Perjalanan hari Sabtu dimulai sejak jam 6 pagi. Lokasi kunjungan pertama adalah Pantai Legian. Untuk menuju kesana, kami cukup berjalan kaki selama 10 menit dari hotel. Pantai Legian terletak di utara Pantai Kuta. Angin pagi itu masih cukup kencang sehingga terasa sangat dingin. Cuaca juga masih mendung. Sinar sang surya tidak menampakkan diri sedikit pun.

Dari pantai legian, kami kembali ke hotel dulu. Setelah mandi kami segera menuju tempat persewaan motor yang terletak di lobi hotel. Sebuah motor Mio Soul siap untuk kami bawa menjelajahi Bali. Tujuan pertama adalah KFC kuta. Mengisi perut dulu sebelum bertualang.

Ada yang menarik di Bali pagi itu (18 Desember 2010). Semua warga Bali hari itu tampak sibuk. Mereka membawa hiasan janur di kepala dan berbondong-bondong menuju Pura. Di KFC pun para pelayannya mengenakan pakaian adat Bali, bukan seragam merah khas KFC.

Sedikit sebuah percakapan di sela waktu menunggu pesanan kami.

Ada perayaan ya mbak? Kok memakai pakaian adat?, tanyaku.

Iya mas. Hari ini kan hari raya Kuningan.

Oalah, ternyata hari ini adalah hari raya Kuningan.

Perayaan kuningan, berarti keramaian di Bali. Pura-pura yang selama ini juga berfungsi sebagai tempat wisata seperti tanah lot, pura ulun danu, besakih dan yang lain pastinya akan menjadi tempat perayaan. Hmm, pastinya akan menjadi sebuah pengalaman yang seru.

Kami, yang awalnya berencana langsung ke ubud, mengalihkan tujuan. Kami mampir ke tanah lot dulu sebelum ke Ubud. Usai sarapan, kami langsung tancap gas ke Tanah Lot. Perjalanan dari Kuta ke Tanah Lot kali ini hanya memakan waktu 50 menitan karena pengalaman ke tanah lot beberapa minggu yang lalu.

Suasana tanah lot memang sangat ramai. Tidak hanya oleh pengunjung, tapi juga oleh para pemeluk agama Hindu yang tengah merayakan hari raya Kuningan di pura Tanah lot. Setelah beribadah, mereka juga sama dengan kami, saling berfoto bersama. Ternyata mereka tidak semuanya berasal dari Bali. Ada yang dari Jawa Timur, Lombok bahkan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bahkan ada dari mereka yang baru pertama kali ke Bali. So, karena itu mereka tidak membuang kesempatan untuk berfoto-foto.

Cuaca pagi hingga siang hari di Tanah Lot berawan, tapi matahari bersinar cukup terik, sehingga kami merasa sangat kering dan lelah. Rencana semula yang akan ke Ubud pun batal. Kami memutuskan untuk kembali ke Hotel. Tetapi sebelum ke hotel, kami mampir sebentar dulu di toko oleh-oleh Khrisna. Eh, gak sebentar ding ternyata. Rencana memang sebentar, tapi tau sendiri lah bagaimana kisah ketika seorang wanita belanja, he he he.

Sorenya, setelah tubuh terasa cukup segar, kami berangkat menuju Pantai Kuta. Luar biasa, suasana kuta begitu ramai dan macet. Kemacetan diperparah dengan adegan berebut shuttle bus oleh beberapa wisatawan domestik yang akan kembali ke parkiran bus central.

Untungnya kami naik motor, jadi bisa meliuk-liuk dan sampai di Pantai tanpa kehilangan banyak waktu. Alhamdulillah. Sampai di Pantai Kuta, angin kencang menyambut kami. Hanya beberapa menit, badan kami mulai merasa meriang. Cuaca sore itu juga mendung, sehingga di ufuk barat tak nampak guratan senja sama sekali. Meski begitu kami tetap bertahan di pesisir pantai. Kepalang tanggung, sudah sampai Bali tidak menikmati sore hari di pinggir pantai kuta, sambil berharap senja datang.

Dan akhirnya harapan kami terkabul, meski tidak sepenuhnya. Senja pun akhirnya datang, tetapi tidak sedramatis di kunjunganku November 2010 silam. Tapi tidak mengapa, karena sedikit senja itu cukup untuk membuat foto siluet narsis kami berdua, he he he.

Hari Minggu (19 Desember 2010), perjalanan dilanjutkan untuk menjelajah wilayah pantai selatan pulau Bali (daerah Uluwatu dan sekitarnya). Di daerah ini, konon kabarnya banyak sekali pantai-pantai yang masih alami dan eksotis, dengan gugusan batu karang dan tebing.

Agar enak, nyaman dan bisa tepat waktu sampai bandara nanti sore, kami pun menyewa mobil dari salah satu kaskuser. Lumayan, harganya murah, nyaman dan pelayanannya oke. Ya beginilah the power of Social Networking.

Check out dari hotel jam 8 pagi, kami sudah dijemput bli Wayan dengan Suzuki APV-nya.

Tujuan pertama adalah Pantai Padang-Padang. Hmm, benar-benar pantai yang sangat indah dan enak buat renang. Lautnya hijau dengan gugusan karang di sisi selatan pantai. Waktu kami kesana, pantai ini tidak terlalu ramai. Kabarnya sih sehari-harinya juga tidak terlalu ramai seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua dan lain-lain. Jadi jika ingin suasana pantai yang private dan bebas bernarsis ria, maka foto ini sangat pas.

Untuk menuju pantai ini, dari tempat parkir mobil harus berjalan menuruni anak tangga yang dihimpit oleh batu karang yang sangat besar. Tangganya sangat licin karena kondisi sangat lembab, sehingga harus hati-hati agar tidak terpeleset.

Agar bisa mengetahui gambaran indahnya pantai padang-padang, bisa menikmati foto-foto di blog ini. Sayang sekali, waktu kami kesana, cuaca agak mendung. Jadinya hasil foto landscape-nya kurang begitu bagus. Tapi cuaca seperti ini malah cocok banget untuk foto narsis, karena wajah tetap segar, tidak terlalu berkeringat dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Jadilah kita foto-foto post wedding deh, he he he.

Dari pantai padang-padang, kami menuju ke pura Uluwatu. Bulan lalu aku memang sudah menuju kesana, tapi aku masih saja ingin dan ingin kesana lagi. Pura di pinggir tebing ini benar-benar mempesona. Apalagi ketika sunset tiba. Tapi sayang, aku masih belum berkesempatan menikmati sunset dari sana. Semoga ketika ada waktu ke Bali lagi, aku bisa mewujudkan impianku itu, Amiinn. 🙂

Dari Uluwatu, kami lanjutkan perjalanan menuju Pantai Dreamland. Sebuah pantai buatan yang mendapat julukan new kuta beach. Pantai ini bentuknya hampir seperti pantai padang-padang, tetapi sudah mendapatkan banyak sekali sentuhan modernisasi. Pasir di dreamland sangat putih dan lembut. Tiket masuk pantai ini relatif cukup mahal disbanding kebanyakan pantai di Bali yang gratis, aku lupa pastinya. Kira-kira sekitar 10 ribu atau 15 ribu per orang.

Dari pantai dreamland, kami menuju ke Pantai Karma Kandara. Inilah tujuan utama kami sebenarnya. Mungkin kebanyakan dari pembaca sekalian belum pernah mendengar nama pantai yang juga dikenal dengan nama Nammos beach ini. Pantai ini terletak di ujung selatan pulau bali. Jadi ini adalah pantai selatannya Bali. Sebenarnya pantai ini adalah private beach milik Karma Kandara resort, sebuah penginapan mewah yang rate semalamnya sekitar 6 jutaan. Gila!!!

Aku mengetahui tentang pantai yang sangat eksotis ini dari kaskus serta sebuah blog. Lagi-lagi, efek positif dari internet, blog serta social networking. Dan sebagai gantinya, sekarang tugasku untuk menshare informasi ini ke pembaca wongkentir sekalian.

Untuk menuju kesini, ikuti terus jalan menuju Uluwatu. Nah tepat beberapa meter setelah kawasan GWK dan sebelum pantai dreamland, ada sebuah pertigaan. Jika mengambil jalur kanan maka menuju pantai dreamland, nah kalau ingin menuju karma kandara, ambil jalur kiri. Lurus terus mengikuti arah jalan hingga bertemu lagi sebuah pertigaan. Jika ingin menginap di Karma Kandara resort, silahkan belok ke kanan. Sedangkan jika ingin ke pantainya, ambil jalan kea rah kiri, sesuai dengan tulisan Nammos Beach Club. Dalam perjalanan ini, Bli Wayan, driver kami, berjalan lambat-lambat, karena memang ini adalah pengalaman pertamanya juga ke pantai ini.

Nah perjalanan berakhir ketika bertemu tempat parkir restoran di Mare dan sebuah pura. Parkir saja mobil di restoran tersebut atau di depan pura. Gratis kok.

Nah, dari sini, perjuangan dimulai. Yak, setelah sampai di sini, perjuangan untuk melihat sebuah pantai eksotis yang masih tersembunyi belum berakhir. Tempat parkir ini terletak di atas tebing setinggi kurang lebih 140-an meter kalau tidak salah. Nah pantai karma kandara terletak di bawah tebing itu. Ya jika pernah ke Uluwatu, maka gambarannya adalah sebagai berikut. Kita berada di atas tebing pura uluwatu, sedangkan pantainya terletak di bawah tebing Uluwatu. Hmm.. bisa dibayangkan betapa susahnya untuk menuju ke Pantai.

Tapi tenang, untuk menuju ke pantai, tersedia lift di restoran di Mare. Cukup naik lift, dan lift akan membawa kita menuju ke Pantai di bawah sana. Tapi masalahnya, untuk naik Lift diperlukan kantong yang tebal. Biaya untuk bisa menikmati pantai karma kandara dengan lift adalah 250ribu rupiah per orang. Wow!! Uang ini sebenarnya adalah deposit kita untuk menikmati hidangan di restoran di Mare yang terletak di bawah sana. Masalahnya, jika pesanan makanan kita di resto kurang dari 250 ribu, maka uang tidak dikembalikan. Tetapi jika kita kelebihan, ya kita harus membayar kelebihan itu. Sigh

Mau gratisan? Bisa. Tetapi ya siapkan fisik dan stamina yang prima, karena untuk menikmati pantai secara gratis, maka kita harus menuruni 300an anak tangga (dan otomatis mendakinya juga, karena dari pantai menuju tempat parkir kan kita harus naik tangga juga). Dan kami memilih jalan ini, he he he. Dan perlu pembaca tahu, yang mengajak untuk turun adalah istriku. Aku awalnya begitu tahu kondisi aslinya sempat keder juga. Sanggup gak ya untuk turun dan naik tangga setinggi itu. Apalagi tangganya berada di dalam rerimbunan pepohonan yang didalamnya mungkin ada beberapa binatang seperti ular atau monyet liar. Tapi ajakan istriku menguatkanku. Semakin pede juga ketika bli Wayan ikutan turun, karena dia juga penasaran.

Cukup lelah juga perjalanan turun ini. Tapi begitu sampai dibawah, terbayar sudah semua kelelahan ini. Sebuah pantai yang luar biasa indah. Airnya hijau membiru dan sangat jernih. Ombaknya juga tidak terlalu besar, meskipun pantai selatan. Sepanjang mata memandang yang ada adalah laut dan tebing-tebing tinggi yang curam. Benar-benar pantai yang luar biasa eksotis. Jika kalian semua ke Bali dan sudah bosan dengan Kuta, Sanur, Nusa Dua, Jimbaran dan lain-lain, maka tidak salahnya jika mengunjungi pantai ini. Aku sendiri, meski harus mengulang turun dan naik tangga, akan kembali lagi ke pantai ini jika ada kesempatan ke Bali. Apalagi di kunjungan pertamaku ini, cuaca tidak begitu bagus, sehingga foto-foto yang kudapatkan kurang sip.

Setengah jam lamanya kami meng-eksplor pantai ini. Sayang waktu itu laut agak pasang, sehingga tidak terlalu banyak yang bisa kami eksplorasi.

Perjalanan kembali ke parkiran adalah perjuangan yang sangat berat. Aku sampai kasihan dengan istriku yang tampak sangat kelelahan. Tapi dia memang hebat. Meski lelah, semangatnya tidak hilang. Dia tidak menyerah untuk naik, sehingga dengan waktu yang tidak terlalu lama, kami sudah bisa mencapai tempat parkir. Great job honey. Tapi begitu sampai di mobil, dia langsung menghempaskan tubuhnya di jok. Dan sudah cukup baginya ke pantai Karma Kandara. Kalau untuk mengulangi lagi, dia tidak sanggup, he he he.

Rencananya setelah dari Karma Kandara, kami menuju pantai geger, pantai yang konon katanya menjadi salah satu tempat syuting Julia Roberts di Film Eat, Pray, Love. Waktu sebenarnya masih cukup untuk mampir dulu ke Pantai Geger sebelum ke bandara. Tapi karena istri sudah kelelahan, kami pun langsung menuju arah Bandara. Apalagi kami juga belum sholat dhuhur.

Sesampainya di kawasan Kuta, waktu masih menunjukkan pukul 14.45 WITA. Sedangkan penerbangan kami jam 17.55. Agar tidak menunggu terlalu lama di bandara, maka kami mampir dulu di mal Centro. Jalan-jalan menikmati udara sore di mal terbuka di pinggir pantai. Tapi sebelumnya sholat dhuhur jama ashar dulu di Musholla yang terletak di pelataran parkir Centro.

Setelah cukup menikmati udara sore, yang kali ini terasa cukup nyaman dan tidak terlalu kencang, kami lanjutkan perjalanan menuju Bandara untuk terbang kembali ke Surabaya. Yak, dan berakhirlah perjalanan kami di Bali. Masih banyak private beach yang eksotis di Bali, masih banyak hidden paradise yang masih nature di Bali. So, Bali, Well be back.

Biaya Akomodasi (dalam ribuan rupiah) diluar makan dan oleh-oleh

– Tiket Pesawat PP 2 orang 440

– Airport Tax Juanda @40ribu 80

– Airport Tax Ngurah Rai Denpasar @40 ribu 80

– Tune Hotel Legian Bali 2 malam plus AC 480

– Airport Transfer 51

– Sewa Motor 1 hari + bensin 60

– Sewa Mobil 1 hari 350

– Tiket masuk Tanah Lot 2 orang + parkir motor 17

– Tiket masuk Uluwatu 2 orang 6

– TIket masuk Dreamland + Parkir 30

– Parkir di Kuta, Padang-padang dan Uluwatu 8

TOTAL 1602 (1.602.000)

12 thoughts on “Bali and Us (Story of Bali, Chapter 3 : Desember 2010)

  • 26/01/2011 at 08:39
    Permalink

    Aduh Surya, indahnya posting dan foto-foto disini…
    Pantai Karma Kandara itu saya belum pernah tahu sebelumnya, tapi kayaknya seru juga ya kalo berpetualang disana, naik turun tangga kayak di Gunung Bromo atau Kampung Naga 😀
    Salam buat isterinya, semoga bulan madu kedua (hehe…atau ketiga, keempat…) ini akan mempererat ikatan emosi suami isteri…keren banget!

    “Salam balik buat mbak Irma dari Istri :)”

    Reply
  • 26/01/2011 at 10:08
    Permalink

    wah murah banget tuh biayanya
    jadi pengen ke Bali deh..

    ceritanya lengkap banget deh mas, poto2nya jg indah..bener2 bali surga dunia.
    harus bisa kesana!

    “Harus.. Semangat!!! :)”

    Reply
  • 26/01/2011 at 12:02
    Permalink

    Hyaaaa… Ini lagiiii

    Iya deh iya, mas suryaaa.. ntar saya ke Bali.. Keren semuanyaaa..

    Btw, rok Mbak dewi juga keren 😀

    “Nabung mbak, buat travelling, he he he”

    Reply
  • 14/02/2011 at 15:32
    Permalink

    wehh….ternyata udah ke padang2….
    tinggal suluban kali ya///
    or jgn2 udah 😀

    karma kandara?
    br denger sih…
    nice view

    cuma naik liftnya itu yg saya ga kuat bayar kayaknya
    😀

    Reply
  • 27/04/2011 at 10:05
    Permalink

    Lam kenal mas, asyik review storynya 🙂
    Kalo boleh tau sewa Acnya 12 jam itu berapa ya mas?sama sewa motornya berapa? soalnya saya pakai tune hotel untuk bulan juli yg paket air asia, maunya itung2an budget dulu gitu.. 🙂
    terima kasih sebelumnya ya..

    “Salam kenal balik mbak reena. Waktu 2010 kemarin, sewa AC kalau 12 jam 40 rebu, kalau 24 jam 55 rebu…”

    Reply
  • 27/04/2011 at 10:36
    Permalink

    Maap mas tanya lagi, waktu dari bandara ngurah rai ke hotel, itu naik apa ya? biayanya berapa? makasih ya, maap kebanyakan nanya 🙂

    “Waktu itu aku pakai penjemputnya tune hotel mbak. Biayanya kalau tune hotel kuta sekitar 40 ribu, kalau yang legian sekitar 48 ribu. Info lengkapnya ada di website-nya tune hotel. Itu lumayan murah dibanding pakai taksi bandaranya mbak..”

    Reply
  • 10/03/2012 at 11:34
    Permalink

    Pantai Karmakandara mank keren letaknya tersembunyi..

    Reply
  • 19/03/2012 at 10:22
    Permalink

    Hi,

    Mo nanya neh, Mas. Klo pantai karma kandara tuh aman buat berenang anak2 gak? Kayak pangandaran gettoo lhoo… 🙂

    Selain resort yg mahal itu ada hotel yg laen gak?

    Thx ya inpohnya

    Regards,
    PIPIN YOSEPHINE

    “Hmm.. Karma Kandara itu letaknya di ujung selatan Bali bu. Jadi bisa dibayangkan langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Jadi kalau ditanya aman atau enggak, menurut saya sih berbahaya bu.. Untuk penginapan, saya kurang tahu bu. Tampaknya hotel2 di daerah situ memang hotel mahal semua”

    Reply
  • 22/06/2012 at 21:41
    Permalink

    Mantapp nih liburannya.

    Akan lebih mantap lagi jika bersama kami, mas. Liburan lebih hemat dan fasilitas + pelayanan yang memuaskan. Kami juga memiliki supir yang ramah dan berpengalaman, info klik disini. Ohya, mungkin mas belum mengunjungi objek wisata yang lainnya atau belum melakukan aktifitas seru di bali, seperti Wisata Air (Watersport) selain itu juga ada Wisata Rafting, seawalker, dan masih banyak lagiii..

    Kalau ditanya masalah harga, jelas ditempat kami harga wisatanya murah + diskon dan juga dengan pelayanan yang memuaskan.
    Untuk info lengkap klik disini menuju ke web BaliTopHoliday.

    Ayoo jangan lewatkan kesempatan ini, berlibur ke Bali dengan harga murah+diskon dan pelayanan yang sangat memuaskan = hanya di BaliTopHoliday.
    Terima kasih.

    Salam,
    BaliTopHoliday[dot]com

    Reply
  • 21/07/2014 at 13:28
    Permalink

    Lagi iseng googling liburan k bali,,ternyata nemu foto yg masang wajah mbak dewi…

    Salam buat mbak dewi ya mas..
    dari nieta, kos ijo yg sekamar ama deta..
    🙂

    Reply

Leave a Reply to reena Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *